Nona jingga dikala senja
Nona jingga dikala senja
Aku memberi tanya pada awan, pada buku dan tulisan, pada malam dan pada tindakan.
Semua terjadi cepat dan akurat, mengikuti jajak waktu yang menjadikan aku cerminan tanpa alasan.
Nona, aku sekarang lebih tegar dengan datangnya petir, aku lebih tenang dengan datangnya gemuruh ombak, aku bukan tempat-mu tinggal, aku mengerti, maaf jika hati-ku tidak terlalu nyaman untuk kau singgahi.
akan segera ku benahi.
Akan segera ku nyalakan api untuk berteduh dibawah rintik hujan yang menguasai hati.
Tak ada lagi rasa cemburu wahai nona, sikapmu, menjadi jawab bagi tanyaku.
Tidurlah wahai nona, tuan dambaan hatimu akan terus bersamamu.
Tak akan hilang rasa yang ku anggap batu, yang ku anggap keras dan mudah tenggelam di tengah riuh gemuruh.
Nona, selamat malam, selamat pagi, selamat siang, selamat sore, dan selamat kau adalah wanita yang sangat ingin ku miliki.
Namun tuanlah sang pemilik hati.
Wahai nona.
Komentar
Posting Komentar