Matahari purnama.


Aku berdiri tegak dengan ancaman, penindasan sudah ku rasa sejak 3 tahun yang lalu, awal aku turun untuk mencari jawab bagi tanya dunia, kenapa aku diciptakan, tujuan ku dibumi dan apa yang harus ku lakukan di bumi yang sekarang ku tempati, banyak yang belum terjawab dengan beban yang semakin hari berat, pagi menjadi malam dan malam menjadi pagi sudah biasa untuk aku yang mencemaskan setiap tindakan yang banyak orang bilang brutal, aku tidak pernah menenangkan diriku sendiri untuk aku tetap tenang, karena ketenangan ku bisa muncul setiap aku melihat hal yang menurutku aku lebih beruntung ketimbang apa yang ku liat, memang berat rasanya umur yang masih muda namun mempunyai banyak ketidak selarasan untuk menjadi manusia yang diingini setiap orang, aku hanya bisa berpatokan dengan orang yang menyuruhku lekas pulih dan berjalan, dalam tanda kurung ia menyemangati ku, tapi shit menn, dia hanya menyemangati tanpa memberi solusi, apa gunanya, mungkin ia pintar dalam bidang akademis, matematika atau bidang geologis, tapi aku hanya aku, yang menjawab pertanyaan dengan pertanyaan, jawaban bisa dicari karena sekarang ada nabi baru yang bernama internet, aku bukan penulis atau legislator, jangan sebut aku pengkotbah, karena kata ku ini tidak berfaedah sama sekali, aku lebih suka disebut orang aneh dan gila, mungkin cocok untuk setiap kata atau tindakan ku untuk mencocokan diriku dengan dunia, aku ingin hidup 10 miliyar tahun lagi, untuk memastikan aku bisa berteriak kencang tanpa di omeli tetangga, aku masih ingin bisa bernafas dan mempunyai ibu jari untuk meledek orang yang lumpuh dengan perkembangan teknologi sekarang, contohnya aku, bersikap bodoamat membuat aku semakin tau, bahwa pengetahuan bisa membunuhku, tak perlu menjawab kuis hanya untuk membeli sebatang rokok di warung, tidak perlu menghitung sudut untuk membeli makan di warung nasi, aku hanya ingin hidup sesederhana atau kekurangan, karena yang belebih sudah banyak orang yang menguasai, dia tampil elegan, dia tampil mewah, dia tampil menawan, kata ibuku, ia bilang aku bisa jika aku menerima uang dari ibu, tapi aku adalah aku, yang ingin berpenampilan dari kantong atau obrolan ku, tidak usah banyak bicara untuk terlihat benar, karena orang buta tidak menjelaskan kalau dia buta, rintihan ibu sewaktu aku belum jadi siapa siapa, membuat ku sadar, bahwa motorku yang ku beli tanpa memberi tahu dirinya menjadi dosa yang besar nan indah, selamat atas keberhasilanmu, tentang dunia bawah tanah yang belum dihidangkan oleh langit, makan selagi kau masih punya meja makan dan piring, pakailah sendok dan garpu selama didapurmu masih punya, karena ibu dari masing masing anak, tidak ingin melihat anaknya turun kedalam dunia yang disebut oleh sebagian orang tua kelam dan menyakitkan hatinya.

Komentar

Postingan Populer