Cantik
Agustus sudah benar menjadi awal dari akhir untuk aku yang terus merindu.
Aku akan menyampaikan banyak suka ketika aku bersama-mu yang menutup duka yang ku anggap lupa.
Sampai sini aku tulis nama-mu dalam kata yang ku beri judul "berupaya lupa" jangan khawatir, aku sudah menaruh cerminan-mu dibeberapa sudut kota yang membuat kita kenal dan saling berjumpa.
Dulu kau adalah titik untuk ku berhenti, untuk aku mengenal jelas pribadi yang bukan diriku sendiri.
Kau menjadikan aku hangat ketika aku digempur oleh badainya hujan yang datang siang dan malam.
Sajak yang indah berada dibola matamu, yang ku sukai sinarnya layaknya senja yang menjadikan matahari tenggelam dan tiada.
Aku harap kau kembali, namun waktu berkata lain, kau tidak merasakan kehilangan yang sangat untuk rasa-ku yang amat.
Kau tau kesedihan yang ku luapkan pada hujan adalah air yang tak terbendung oleh rasa yang berujung tamat.
Kau tau cinta adalah rasa sakit yang orang lain sukai, dia bisa membuat orang lain jatuh bangkit berulang kali namun tidak menyadari bahwa dirinya perlu diobati.
Mungkin ini bukan puisi, aku menganggap ini adalah gerutuan hati, yang meminta diri untuk menulis bait tentang perih.
Aku sudah tidak mau berbincang dengan sunyi.
Sempat aku terkapar karena terbentur keras oleh hebatnya rasa yang tak ingin ku sudahi.
Aku akan menyampaikan banyak suka ketika aku bersama-mu yang menutup duka yang ku anggap lupa.
Sampai sini aku tulis nama-mu dalam kata yang ku beri judul "berupaya lupa" jangan khawatir, aku sudah menaruh cerminan-mu dibeberapa sudut kota yang membuat kita kenal dan saling berjumpa.
Dulu kau adalah titik untuk ku berhenti, untuk aku mengenal jelas pribadi yang bukan diriku sendiri.
Kau menjadikan aku hangat ketika aku digempur oleh badainya hujan yang datang siang dan malam.
Sajak yang indah berada dibola matamu, yang ku sukai sinarnya layaknya senja yang menjadikan matahari tenggelam dan tiada.
Aku harap kau kembali, namun waktu berkata lain, kau tidak merasakan kehilangan yang sangat untuk rasa-ku yang amat.
Kau tau kesedihan yang ku luapkan pada hujan adalah air yang tak terbendung oleh rasa yang berujung tamat.
Kau tau cinta adalah rasa sakit yang orang lain sukai, dia bisa membuat orang lain jatuh bangkit berulang kali namun tidak menyadari bahwa dirinya perlu diobati.
Mungkin ini bukan puisi, aku menganggap ini adalah gerutuan hati, yang meminta diri untuk menulis bait tentang perih.
Aku sudah tidak mau berbincang dengan sunyi.
Sempat aku terkapar karena terbentur keras oleh hebatnya rasa yang tak ingin ku sudahi.
Tetaplah mencoba tersenyum jika kamu sedang menangis, semua akan terlihat indah jika sakit kita anggap adalah cinta dan rasa.
Selamat malam, mimpi indah, jangan merasa letih untuk hari ini, pergilah yang jauh dan cobalah kau hadapi.
Selamat malam, mimpi indah, jangan merasa letih untuk hari ini, pergilah yang jauh dan cobalah kau hadapi.
Lalu menangislah sekeras-kerasnya jika kau sudah sampai dan nikmati.
Tenang saja akan ku buat itu seperti mimpi, kau tak akan ingat semuanya jika kau tau bahwa yang kau hadapi adalah jeruji rasa yang bukan terbuat dari besi, namun cukup menghalangi hati.
Kau membuat semua ini menjadi indah dengan masalah yang kau coba hadapi sendiri, namun kau lupa ada aku dibelakangmu yang siap membenahi.
Jangan sampai kau bersedih, kau adalah matahari, matahari yang cukup terang untuk sunyinya malam.
Selamat berpisah yang sebenarnya, kau sudah hilang dari cerita, lukisan, aksara bermakna dan sedikit cacian kepada waktu karena kita tidak bisa bersama.
Biarkan semua lukisan yang menceritakanmu ku jadikan keseimbangan untuk aku berjalan.
Biarkan setiap tulisan yang menyangkut pada dirimu, menjadi contoh bahwa harapan yang tak tercapai akan menjadi angan.
Sampai jumpa nona cantik, sampai bertemu dititik waktu yang sudah dipersiapkan untuk saling berjumpa.
Tidurlah jangan larut malam, karena aku tak sabar menunggu masa depan, akan menjadi apa kita disana, berjumpa?? Atau saling lupa??
Rangkasbitung.
08.17.22
Komentar
Posting Komentar