LAKON FRASA ROMANSA
sekarang adiwidia tertinggi-ku adalah mengetahui bahwa kamu yang sudah tidak bisa aku capai dengan kata-kata, loka yang dahulu kita agungkan sudah menjadi mahligia megah untuk kenangan tempati dan ingatan yang ku harap tak kembali, dumantara dan andala adalah kita sekarang, dimana kita sengaja membuang itu lebih dalam atau mengikhlaskan itu dan melepasnya keatas, mentari yang temaram sudah menjadi akhir dari hari dimana aku masih memikirkan mu dan masih menunggu mu di senandika rasa ku ini, aku bukan orang yang sujasana, tapi aku tau cara untuk kama yang tidak pernah terwujud dan segera aku benahi, agar asmaraloka yang akan datang merasa ku sambut dengan gala yang paling meriah, aku akan pergi ke ancala paling tertinggi dalam kenangan, manuruh setiap rindu demi rindu, ku susun dalam seitap luka dan ku bakar dalam ingat dan hirap, asapnya yang menuju jumantara yang berarti itu adalah asap yang selama ini ku tunggu untuk hidup di hari esok melebihi kemarin dalam urusan akma yang ku harap tidak ada nirmala, rinai yang menemani setiap langkah untuk turun dari ancala sudah terasa, bukan sebuah penyesalahan, namun sebuah penegasan bahwa sekarang hidup bukan hanya sekedar nestapa yang kau sesali, namun hidup adalah berkat untuk siapa yang bisa mengambil karsa dengan tepat walau sukma dan atma terasa tidak jelas ingin dibawa kemana oleh jawaban yang menimbulkan luka, sampai sini saja lakon yang diperankan oleh banyak campur tangan yang melibatkan masygul yang tak berksesudahan, aku akan terus merapah agar setiap ingatan pada masa itu tak kembali dan tak pernah ku lingkari, aku senang sekarang, menjadi insan dalam kesendirian yang selalu mempertanyakan apa yang selama ini aku anggap itu adalah lembayung yang susah ku jelaskan, selamat tinggal dari dasar, dan sampai bertemu dalam kebenaran tentang apa arti kama yang ku perjelas dan ku bangun megah dalam lumbung yang berisi banyaknya rasa yang ku tabung untukmu dulu dikala senja.
Komentar
Posting Komentar