Hasta Sembagi Aratula

aku sekarang tidak bisa bergerak, tidak ada tali dan pasungan yang mengikat, namun nafas-ku tiap kuhela semakin sesak, bukan urusan romansa atau masalah yang dahulu tak terselesaikan, namun ini urusan dua orang insan yang dahulu saling mencinta dan akhirnya adalah mengikhlaskan, masih banyak harap yang terpupuk yang belum terlaksanakan, aku bercerita tentang keluh kesah ku pada malam dan bulan yang berbicara agar merelakan, kosakata ku habis, setiap jengkal dari kakiku melangkah untuk pulang adalah keputusan yang ku paksakan agar aku tetap terlihat baik-baik saja, inti dari setiap pertemuan adalah perpisahan, aku ingin melawan kata-kata itu namun semesta selalu mempunyai caranya sendiri untuk mendewasakan sebuah impian, kita sama-sama akan baik-baik saja, tenang, ini bukan doa, namun aku berjanji pada fajar agar kau dan aku tak kembali terluka, caraku adalah cara yang orang lain tidak bisa telaah, tidak ada nahkoda yang tidak ingin menyelamatkan jika kapalnya ingin tenggelam, aku adalah sang pemimpi, kenangan yang telah terbuat dengan megah ku rajut dalam singgahsana yang sangat istimewa, ku cabut mahkota-ku dengan keterpaksaan, aku bukan tidak bisa menyelesaikan tugas-ku sebagai raja yang bertanggung jawab, namun aku ingin melihat siapa yang bisa memakai mahkota lebih lama dari aku yang berjalan untuk untuk sebuah rasa sakit dan meninggalkan banyak berjuta-juta kenangan, ku rasa tidak ada yang bisa melebihi kemampuan yang semesta beri untuk ku, yang menjadikan aku sabar dan sadar, aku sekarang adalah manusia yang terluka, aku tidak perlu obat merah atau alkohol untuk menutup luka yang masih basah, aku harap aku bisa menyembuhkannya sendiri dengan waktu yang berjalan berdampingan bersama-ku, kita adalah dua orang yang dipertemukan dari banyaknya manusia yang ingin merasakan betapa indahnya dicintai dengan kesederhanaan, kita sudah bertemu dalam waktu dan dihiasi oleh gemerlapnya rindu, namun sekarang aku adalah sang sendu, tangisku sudah tidak bisa mengeluarkan airmata, bukanya aku tidak peduli dan tidak merasa kehilangan, namun sendu yang mengajariku bahwa setiap ruang mempunyai pintu untuk ku tutup dengan doa yang amat untuk menjadikan kita, dua orang merasakan senyum dan kelegaan dalam mengartikan kebahagiaan, ini adalah kata-kata yang tidak bertakub kehilangan dan penyesalan, ini adalah sebuah dialog tentang hati dan sebuah definisi dari pendewasaan, aku tidak butuh penyelamat datang untuk hati yang masih tergores indah dengan kenangan, aku terjebak dalam kata mengikhlaskan, namun kesepakatan-ku pada waktu adalah janjinya yang segera menyembuhkan.


"Jangan tanya aku kenapa, aku baik-baik saja, itu adalah jawaban orang yang terluka, ku harap kebahagiaan masing-masing dari kita berawal dari tangis, pendewasaan masing-masing dari kita adalah pembelajaran dari kesalahan kita di hari kemarin, aku akan terus menjaga-mu, mungkin kau tidak akan melihat-ku, jangan cari aku, aku ada dibelakang-mu yang ingin melihat-mu terus tersenyum dengan derasnya hujan atau teriknya matahari"


Komentar

Postingan Populer