Gemirlap malam dan rindang lara insani

 Matahari sudah lebur tanda tak ada fajar.

Malam sudah datang dengan seribu satu perasaan yang menjalar.
Lara sudah tumbuh menjadi semakbelukar, dan penyesalan adalah hal yang manusia harus bayar.
Kini setiap mimpi naik merangkak melukis langit lagi.
Para pemikir semakin handal dalam membuat syair untuk para insani yang terkubur dan terdekap dengan sepi.
Setiap yang gagal akan lari, yang berhasil akan bersorak diri, dan yang mati akan terus menghantui.
Kemenangan pada diri menjadikan seseorang menjadi hirarki dalam takjub yang disebut kesenangan duniawi.
Apalah daya kami sang penebus dalam bisu.
berlari kesana-kemari agar kalian tau bahwa kami tidak diam agar tidak dikebiri oleh waktu.
Kami sudah hampir lebur karena mimpi tak pernah menyatakan bahwa dirinya ada dan ingin bersekutu.

Hei..... ini aku, sang jangkrik dalam sepi, tak terlihat namun bisa kau dengar, kecil namun lantang dan tidak ada yang bisa melarang.
Lihat dirimu hanya berpaku pada peraturan, hidupmu tak memunculkan perubahan dan mimpimu hanya akan menjadi kotoran dikuku tangan.
Lihat tidak ada trobosan dalam diri.
Kau pantas untuk di cacimaki
Dan aku adalah orang yang pertama akan terasa mati.
Karena puisiku sangat tajam hingga aku tertusuk dan membunuh diriku sendiri.

Komentar

Postingan Populer