Atas nama-Nya

 Pada siapa aku berserah dengan keterbatasan?? Ketidak adilan?? Tentu tidak karena Kau adalah wujud ke adilan itu sendiri mengadu pada siapa jikalau keterbatasan ini menjadi kemampuan utama yang insan lain nilai. Langkah seperti apa yang perlu dipijakan pada tanah?? Apa tanah ingin melihat saya berserah pada ketidak mampuan?? Atas nama-Nya saya bersumpah pada waktu yang diberi atas ruang yang dipilih dan atas nama hidup saya jalankan. Saya insan yang kehilangan arah mata angin untuk belajar berjalan agar bisa menyamaratakan start yang dimulai, saya menjadi tidak teratur untuk banyak pristiwa yang disajikan. Kerja keras mungkin jawaban utama dan doa namun banyak hal yang tidak bisa dijelaskan kepada orang ramai tentang sebuah algoritma rumit yang saya tanamkan atas nama hutan dan kebebasan. Apakah saatnya saya menebang hutan itu Tuhan?? Apa saya harus berpindah haluan dari hutan ke samudera dan kedalaman lautan yang saya tidak mengetahui seberapa dalam?? Saya tidak bisa menjadi apa yang dimaksud mereka yang membesarkan saya namun saya tau bahwa saya tidak bisa mencapai apa yang mereka maksud. Saya mengambil mahkota mereka dan saya gagal, apakah saya dimaafkan?? Iya tentunya namun apakah mereka bisa menahan cacian dari kerajaan sebrang hingga menghilangkan rasa sakit hatinya terhadap kegagalan saya?? Saya tidak bisa berjalan lagi dan saya mulai meminta bantuan penuh atas apa yang saya lakukan.

Komentar

Postingan Populer