Rangkas.

 Rangkasbitung...

Jika kita bicara tentang rangkasbitung mungkin banyak orang yang tidak tau, yang mencoba mencari tau lewat peta atau google agar rasa penasarannya lunas. Rangkasbitung selalu mempertontonkan keajaiban dari setiap orang yang berada didalamnya, mungkin Rangkas hanya kota kecil yang belum terkenal, kota yang tidak mempunyai daya tarik seperti jogja atau banda naira. Rangkas sangat terselubung dan jauh dari peradaban ibu kota dan bioskop saja baru ada ketika saya menduduki kelas 2 SMP. Tapi rangkas mempunyai daya pikat sendiri ketika saya jauh dari sana. Rindu menyongsong begitu dalam sanubari hati hingga meminta tubuh untuk pulang.

"Sabar.... sudah bulan desember, nikmati saja dahulu hujan di jogja dan kamu akan menikmati matahari di kota kecil-mu itu" ungkapan-ku yang menguatkan hati.

Ku rasa ini bukan urusan wilayah dan bentangan waktu, bukan urusan sesosok orang yang ku rindukan dan bukan urusan warteg yang sering ku hutang. mungkin ini urusan jarak yang sangat jauh, menjadi urusan mengapa aku harus rindu dan apa yang ku lakukan ketika aku disana sekarang. Kini jauh rasanya untuk ku raih hingga terkadang aku lupa bahwa aku pernah hidup dan bermain di pematang sawah. Mungkin banyak konflik yang terjadi ketika aku disana, bergelut dengan waktu dan rekan sebaya sewaktu SMA, mungkin itu semua hanya cerita sekarang, dan Rangkasbitung menjadi sumber dari setiap cerita itu semua.

Aku suka Amsterdam, Jerman hingga Mexico. Aku suka banda Neira, Lombok, Bali, Toraja dan Bukit Tinggi, namun entah mengapa ini bukan masalah indah dan sejuk ingin kembali kesana. Ini melibatkan jalan berlubang, warteg yang bisa di hutang dan genangan air yang meluap ke arus jalan kendaraan. Kerinduan-ku bukan terletak pada 'kapan aku kesana lagi' namun 'kapan aku pulang kesana lagi'


"Rangkasbitung bukan Banda Neira, Lombok atau Amsterdam, mungkin benar tiga tempat itu sangat menakjubkan namun langkah ku ingin kembali pulang dan bukan untuk meninggalkan"

Komentar

Postingan Populer