Apa itu Natal?
Pertanyaan sederhana
yang selalu muncul adalah tentang pemaknaan natal di setiap individu,
pertanyaan ini selalu dilontarkan dan saya yakin semua orang yang merayakan
pernah ditanyakan. Mungkin ini bukan tentang refleksi Natal tahun ini, saya menganggap
apa yang saya tulis merupakan wujud dari entitas lain yang biasa orang sebut
“hati”. Hati menjadi begitu cepat menanggap ketika semua terasa nyaman dan
tidak terburu-buru oleh sedemikian kompleksnya kondisi dan situasi yang ada.
Natal saya berhenti dititik itu, dititik dimana hati menjadi tuntunan saya
dalam beberapa hari dan tenang menjadi landasan saya untuk tetap menjalani segala
apa yang hati saya ingini.
Awiligar
menjadi tempat pemberhentian Natal terakhir yang baik untuk segala apa yang
diucapkan tadi. Semua terlihat sudah berlajan begitu lama padahal nyatanya kita
semua adalah individu-individu baru yang tak sengaja dipertemukan saat Natal
tercipta. Sukacita dan cerita baru yang diberikan disana adalah hadiah yang
menarik untuk melepas tahun 2023, hadiah yang tidak akan pernah bisa terjadi
ketika kami semua hanya berdiam diri saja dirumah. Mungkin semua akan terlihat
tidak stabil dengan segala perjuangan untuk menuju kesana, namun percayalah
semua tidak terasa melelahkan ketika Bandung sedang dingin karena hujan dan
kita yang disambut dengan martabak dan segala kehangatan yang ada. “Pada
awalnya kita adalah partikel-partikel kecil yang tidak bisa orang banyak lihat,
aglomerasi mengubah itu semua, kita dibentuk menjadi satu dan satuan itu yang
memperlihatkan kepada dunia bahwa kita ada”. Ungkapan yang sedikit abstrak dan
tidak beraturan tadi mungkin menjadi aduan perasaan ketika semua menjadi tidak
beraturan dan bercampur aduk dalam sanubari. Relasi terbangun begitu megah,
mengenal satu dengan yang lain menjadi kunci Ajaib untuk melihat lebih luas
dunia dari pengalaman setiap individu yang tidak pernah kita rasakan.
Tak cukup
beraturan ketika semua dijelaskan namun ini cukup organik untuk bisa dirasakan.
09-01-2024
Komentar
Posting Komentar