Kamis Putih
Pemaknaan Kamis Putih: Melayani Tanpa Syarat Adalah Terang
Berangkat dari diam di angkringan Pak Her, ditemani oleh teh hangat dan gemericik hujan di pagi hari menjadi titik di mana pemaknaan secara pribadi dan ngawur ini dimulai. Kamis Putih menjadi hari yang kini saya pijak, merenungkan tentang pertanyaan yang sangat ngawur: "Apakah saya juga harus membasuh kaki dan membuat perjamuan agar semua terlihat sama dan selaras dengan apa yang Yesus lakukan?" Tentu saya berpikir ulang tentang itu semua. Bakwan menjadi teman sekaligus jawaban di tengah hari puasa kawan-kawan Muslim yang sedang berlangsung. Pencerahan datang layaknya uang tiga ratus juta turun di depan angkringan Pak Her. Bergegas saya mengingat kembali perkataan Konfusius mengenai melayani. Menurut Konfusius, melayani memerlukan kesederhanaan dan untuk melayani harus juga mempunyai dedikasi yang tinggi. Konfusius juga menekankan dalam ajarannya untuk mengasihi dan melayani yang baik maupun yang jahat. Permasalahan ini baru saja dimulai ketika "kita harus melayani yang jahat". Saya sendiri memaknainya bahwa pelayanan haruslah tidak mempunyai syarat. Tentu ini menjadi permasalahan yang sangat lama tentang memaafkan dan dimaafkan. Tentu kejadian Yesus yang sedang melakukan perjamuan menjadi tolak perenungan saya untuk siang hari ini. Yesus sadar betul sebelum malam perjamuan bahwa akan ada di antara murid-muridnya yang berkhianat namun Yesus tetap mengasihi murid-muridnya itu. Yesus memberikan makan dan membasuh kaki muridnya. Pada kejadian itulah saya merenungkan kembali dan menanyakan kembali: "Yesus bisa mengampuni ya karena Yesus adalah Tuhan dan Yesus tahu bahwa akan seperti itu kedepannya." Kembali pada merenungi jawaban itu, saya mulai bertanya kembali tentang jawaban saya. Ternyata jawaban itu salah dan terlalu menyudutkan Yesus. Jawaban yang seharusnya adalah kita harus bisa melihat sisi kemanusiaannya Yesus dan bukan melihat sisi Ilahi-Nya. Pada saat Yesus mengetahui apa yang akan menimpah diriNya dan muridNya, kita harus tahu bahwa Yesus sedang mengajarkan kita melalui perbuatan-Nya kepada murid-muridnya tentang mengasihi orang yang baik dan orang yang jahat sekalipun. Dalam memaknai hari Kamis Putih ini, saya diajak oleh pertanyaan dan segala jawaban ngawur saya untuk merenungi apa yang bisa diperoleh dari hari ini. Ternyata dengan segala apa yang sudah difikirkan dan dijawab, hari ini saya mengambil sebuah kesimpulan tentang melayani yang tidak perlu bersyarat. Jika dulu konteks Yesus adalah murid-muridnya, maka sekarang kita umatnya bertugas untuk melayani sesama kita tanpa melihat agama, ras, miskin dan kaya, warna kulit, dan lain sebagainya.
SELAMAT MEMAKNAI KAMIS PUTIH
Komentar
Posting Komentar