Lelucon Setan
Dari kedalaman neraka yang panas membara, sang Setan menyaksikan dengan geli tarian absurd manusia di atas bumi. Dengan tatapan sinis, ia mengamati makhluk ciptaannya yang mengaku sempurna ini berputar-putar dalam lingkaran setan yang tak berujung.
"Mereka menyebutku sumber kejahatan," gumamnya sambil menyeruput lava panas. "Padahal, mereka sendiri yang menciptakan neraka kecil di bumi."
Setan memang tak pernah bosan dengan manusia. Makhluk yang begitu kompleks namun begitu sederhana. Mereka mengagungkan cinta, namun tega saling membunuh. Mereka mengumbar janji-janji surga, namun membangun neraka di dunia.
"Ironis bukan? Mereka menyembah Tuhan, namun berperilaku seperti iblis," lanjut Setan sambil tertawa terbahak-bahak.
Ia melihat para pemimpin dunia yang bertengkar memperebutkan kekuasaan, para agamawan yang saling menghujat, dan orang-orang biasa yang sibuk menggosip dan membenci.
"Mereka bilang aku yang membisikkan kejahatan di telinga mereka," kata Setan lagi. "Padahal, mereka sudah membawa benih kejahatan sejak lahir."
Setan kemudian mengalihkan pandangannya ke dunia hiburan. Ia melihat para selebriti yang haus akan pujian, para influencer yang menjual ilusi, dan para penonton yang rela membuang waktu hanya untuk melihat kesia-siaan.
"Mereka mencari kebahagiaan dalam hal-hal yang fana," ujarnya dengan nada mengejek. "Padahal, kebahagiaan sejati itu sederhana."
Setan juga mengamati perkembangan teknologi yang begitu pesat. Manusia menciptakan berbagai macam alat canggih, namun tetap saja merasa kesepian dan hampa.
"Mereka terhubung dengan seluruh dunia secara virtual, namun tetap sulit menemukan koneksi yang nyata," katanya.
Setan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Mereka begitu sibuk mengejar dunia, hingga lupa pada diri sendiri."
Ia kemudian berbicara tentang agama. "Mereka menciptakan ribuan agama, namun pada dasarnya mereka menyembah hal yang sama: kekuasaan, kekayaan, dan kepuasan diri."
Setan tersenyum sinis. "Mereka berdoa kepada Tuhan untuk meminta perlindungan, namun mereka sendiri yang menciptakan perang dan kekerasan."
Setelah mengamati dunia dengan seksama, Setan akhirnya menarik kesimpulan. "Manusia adalah makhluk yang paling menarik di alam semesta. Mereka penuh dengan kontradiksi, kebohongan, dan kemunafikan. Namun, di balik semua itu, mereka tetap memiliki kebaikan yang tersembunyi."
"Mungkin suatu saat nanti, mereka akan menyadari kesalahannya dan kembali ke jalan yang benar," harapnya.
Namun, Setan juga sadar bahwa manusia adalah makhluk yang sulit diprediksi. Mereka bisa berubah dalam sekejap, atau tetap bertahan dalam kegelapan.
"Biarlah waktu yang menjawabnya," gumam Setan sambil kembali menikmati lautan lava.
Catatan: Teks di atas adalah sebuah satire yang bertujuan untuk mengkritik perilaku manusia. Tidak semua manusia berperilaku buruk seperti yang digambarkan dalam teks ini. Teks ini juga tidak bermaksud untuk menghina atau merendahkan agama atau kepercayaan tertentu.
Komentar
Posting Komentar