Suratan Tuhan dan ketidaktahuan kita



Semua sudah terajut dalam rencana, begitu kata-Nya. Ya, rencana. Satu kata yang selalu kita dengar setiap kali kita merasa kehilangan arah atau kebingungan. Katanya, setiap peristiwa dalam hidup sudah ditentukan, kita hanya tinggal mengikuti alurnya. Itu adalah ungkapan yang sering kita dengar, yang terdengar sangat menenangkan… jika kita tidak terlalu banyak berpikir. Tapi tentu saja, kita tidak bisa berhenti berpikir, bukan? Kita terlalu penasaran, terlalu ingin tahu apa yang sedang terjadi. Dan di situlah masalahnya, rencana-Nya itu tidak pernah benar-benar kita mengerti. Terkadang saya berpikir, jika rencana-Nya begitu sempurna, kenapa tidak ada petunjuk kecil atau setidaknya peta perjalanan hidup? Toh, hidup ini bukan sebuah film yang plotnya sudah disiapkan. Kita ini manusia, bukan karakter dalam buku yang sudah ditulis.

 Mungkin tulisan ini, atau lebih tepatnya, kata-kata yang saya tulis malam ini, adalah bagian dari rencana besar itu. Entah itu rencana saya sendiri atau rencana Tuhan yang tidak saya pahami. Saya seperti seorang pemain dalam drama yang tidak mendapat naskah sebelumnya. Anda tahu, "Cobalah improvisasi!" Katanya begitu. Dan saya mencoba. Mengapa tidak? Lagipula, kita semua berimprovisasi, kan? Hidup ini seperti panggung teater di mana kita semua memainkan peran yang entah sudah ditentukan atau hanya kebetulan. Dan terkadang, sepertinya kita sedang disuruh tampil tanpa tahu skripnya. Cuma ikut tampil. Tidak ada yang lebih pasti selain ketidakpastian.

 Pernahkah saya bertanya pada diri sendiri, sampai sejauh mana saya bisa bertahan dalam ketidaktahuan ini? Saya rasa, mungkin sampai saya benar-benar lelah bertanya. Kita semua tahu bahwa tidak ada petunjuk pasti dalam hidup. Tapi kita, entah mengapa, terus mencari tanda. Mencari rencana Tuhan. Kita bertanya-tanya, "Kenapa ini terjadi pada saya?" atau "Apa maksud-Nya dengan semua ini?" Padahal mungkin Tuhan justru tertawa di sana, menyaksikan kita berusaha keras memahami sesuatu yang sebenarnya tidak perlu kita pahami. Dan kenapa juga kita harus tahu? Bukankah kita hanya bisa menjalani hidup ini dengan cara kita sendiri? Mungkin, pada akhirnya, jawaban dari setiap pertanyaan kita itu hanya satu: "Karena begitu saja." Karena hidup tidak perlu dijelaskan. Mungkin kita tidak akan pernah tahu apa sebenarnya rencana-Nya, dan mungkin itu yang Tuhan inginkan, supaya kita terus berjalan, meskipun bingung dan tak tahu ke mana arah kita.

 Cinta datang dalam ketidaktahuan yang sama. Oh, cinta. Siapa yang tidak pernah merasa terjebak dalam kebingungan perasaan? Terkadang kita jatuh cinta dengan sepenuh hati, meski kita tidak benar-benar tahu apa yang kita cari. Kita hanya tahu, ada sesuatu yang membuat kita merasa hangat, meskipun tidak ada penjelasan yang cukup masuk akal. Apakah Tuhan sengaja mengatur kita untuk merasakan semua ini? Tentu saja! Sepertinya Tuhan memang menyenangi teka-teki besar, dan kita hanya diberikan potongan-potongan kecil untuk dimainkan. Tapi, sejujurnya, siapa yang butuh penjelasan? Bukankah lebih mudah untuk merasa terbuai dalam ketidakpastian itu? Toh, kita tidak akan pernah tahu kenapa kita jatuh cinta dengan cara kita jatuh cinta, dan itu sudah cukup untuk membuat kita terus berusaha. Jika Tuhan menciptakan kita untuk saling mencari, kenapa kita harus khawatir soal jalan yang kita pilih?

 Lalu ada pertanyaan besar yang selalu menghantui: Apakah saya seberuntung Aristodemos atau Eurytos yang berhasil selamat dari peperangan karena kebetulan mereka tidak ada di tempat yang salah pada waktu yang salah? Mungkin saya bukan salah satu dari mereka yang kebetulan selamat. Mungkin saya seperti prajurit yang datang terlambat, tidak membawa senjata, dan kemudian berusaha mencari alasan kenapa saya malah terjebak di medan pertempuran yang tidak saya pilih. Dan, tentu saja, saya tidak tahu kenapa saya ada di sini. Kenapa saya harus ada di tempat yang salah pada waktu yang salah? Siapa yang merencanakannya? Tuhan? Mungkin. Tapi bukankah itu pertanyaan yang tidak akan pernah saya dapatkan jawabannya? Sebab kalau kita tahu jawabannya, lalu untuk apa hidup ini? Untuk apa kita berjalan kalau semua sudah jelas di depan mata? Coba bayangkan betapa membosankannya hidup ini jika kita tahu semua yang akan terjadi. Mungkin Tuhan justru memberikan kita ketidaktahuan itu agar kita tetap bergerak, tetap mencoba, dan tetap bingung. Dan jangan lupa, tetap berharap.

 Mungkin, saya hanya salah satu dari sekian banyak orang yang berusaha keras memahami hidup ini, sementara Tuhan hanya tertawa melihat kita. Kita, manusia, begitu cemas mencoba memahami rencana-Nya, padahal mungkin rencana itu sudah cukup sederhana: "Jalan saja, dan jangan terlalu banyak bertanya." Bukankah kita hanya perlu berjalan? Mengambil langkah demi langkah, meski kadang kita tidak tahu kemana tujuan akhir kita. Atau bahkan jika kita merasa seperti berada di medan perang tanpa perlindungan, bukan berarti kita harus menghentikan perjalanan kita. Mungkin kita hanya perlu melangkah tanpa peduli apakah kita siap atau tidak.

 Dan pada akhirnya, apakah saya sudah kalah dalam pertempuran ini? Mungkin. Tapi, saya rasa saya tidak terlalu peduli. Kalau Tuhan memang merencanakan segala sesuatu dengan cara-Nya sendiri, maka saya akan terus berjalan meski tanpa senjata, tanpa peta, dan tanpa tahu apa yang akan terjadi. Karena mungkin itu memang rencananya. Menghadapi ketidaktahuan itu sendiri adalah bagian dari perjalanannya. Tidak perlu tahu semua jawabannya, yang penting adalah tetap bertahan. Toh, kita manusia, dan hidup ini adalah panggung di mana kita hanya berusaha melakukan yang terbaik, meskipun kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang sedang kita lakukan.


Komentar

Postingan Populer